Nilai Rupiah Melemah? Ini Alasan dari OJK dan Cara Mengatasinya

Nilai Rupiah Melemah? Ini Alasan dari OJK dan Cara Mengatasinya

Nilai Rupiah Melemah? Ini Alasan dari OJK dan Cara Mengatasinya – Nilai tukar rupiah kembali menjadi sorotan publik setelah mengalami pelemahan signifikan. Berdasarkan data Google Finance per Jumat, 19 April 2024, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sempat menyentuh angka Rp16.275 — angka tertinggi dalam beberapa waktu terakhir.

Situasi ini menjadi perhatian karena dipicu oleh ketegangan geopolitik antara Israel dan Iran, yang berdampak pada ketidakstabilan ekonomi global. Namun, menurut Otoritas Jasa Keuangan (OJK), ada dua penyebab utama yang lebih spesifik memengaruhi nilai tukar rupiah.

Penyebab Nilai Tukar Rupiah Melemah

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan nilai rupiah, antara lain diakibatkan oleh faktor eksternal yaitu Faktor Perekonomian Amerika Serikat yang Meningkat dan faktor internal yaitu Turunnya Surplus Neraca Perdagangan Indonesia. Penjelasannya ialah sebagai berikut : 

1.  Perekonomian Amerika Serikat yang Menguat

Salah satu penyebab pertama mengapa rupiah melemah ialah karena terkena dampak eksternal, yaitu Inflasi di Amerika Serikat (AS) yang belum menurun. Hingga kini inflasi Amerika Serikat (AS) semakin meningkat hingga 3,48%.

Selain itu, keputusan Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) yang menunda penurunan suku bunga acuan, juga menjadi faktor melemahnya nilai rupiah. Selama suku bunga The Fed masih tinggi, investor internasional akan lebih cenderung menginvestasikan dananya di pasar Amerika Serikat, yang pada akhirnya menyebabkan atau memicu arus keluar modal asing  dari negara-negara berkembang seperti Indonesia.

2. Menurunnya Surplus Neraca Perdagangan Indonesia

Faktor lainnya dari penurunan nilai mata uang rupiah kita ialah menurunnya nilai ekspor Indonesia yang berbanding terbalik dengan peningkatan nilai impor.

Hal ini menunjukkan preferensi konsumsi masyarakat yang lebih condong kepada produk impor daripada produk lokal. Selain itu, kenaikan harga minyak dunia turut menyebabkan subsidi yang diberikan pemerintah untuk impor bahan bakar minyak (BBM) meningkat.

Tingginya volume impor, terutama untuk barang konsumsi yang memerlukan pembayaran dalam Dollar ini, juga berdampak pada pelemahan nilai Rupiah.

Cara Masyarakat Berkontribusi untuk Tingkatkan Nilai Rupiah

Menurut situs resmi OJK, meskipun tanggung jawab atas penurunan nilai rupiah ada pada pemerintah, masyarakat Indonesia juga bisa berkontribusi dalam mengatasi masalah ini. Berikut adalah beberapa langkah yang bisa dilakukan.

1. Membeli Produk Dalam Negeri

Membeli produk dalam negeri dapat meningkatkan nilai rupiah karena mendorong permintaan terhadap barang dan jasa lokal, yang pada gilirannya memperkuat perekonomian domestik. Ketika konsumen lebih memilih produk dalam negeri, pendapatan perusahaan lokal meningkat, memungkinkan mereka untuk berkembang dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja. Selain itu, mengurangi ketergantungan pada produk impor mengurangi kebutuhan untuk mata uang asing, yang membantu menjaga stabilitas dan meningkatkan nilai tukar rupiah. Dampak kumulatif dari peningkatan produksi dan konsumsi lokal adalah perbaikan neraca perdagangan, yang merupakan faktor penting dalam menentukan nilai tukar mata uang.

2. Berinvestasi di Dalam Negeri

Berinvestasi dalam negeri dapat meningkatkan nilai rupiah dengan mendorong aktivitas ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya memperkuat pertumbuhan ekonomi. Selain itu, investasi domestik mengurangi ketergantungan pada investasi asing dan volatilitas terkait, meningkatkan cadangan devisa melalui peningkatan ekspor, serta menarik lebih banyak investasi asing yang membawa masuk mata uang asing. Semua ini memperkuat kepercayaan pasar dan stabilitas ekonomi, yang mendukung penguatan nilai tukar rupiah.

3. Tidak Menimbun Dolar AS

Ilustrasi Penimbunan Dollar AS

Tidak menimbun dolar dapat meningkatkan nilai rupiah karena dengan memperbanyak mata uang asing yang beredar di dalam negeri, ketersediaan dolar di pasar domestik akan meningkat. Hal ini dapat mengurangi permintaan terhadap dolar dalam negeri, yang pada gilirannya dapat menguatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar. Selain itu, dengan mengurangi kecenderungan untuk menimbun dolar, masyarakat juga dapat lebih aktif dalam menggunakan mata uang lokal dalam transaksi, yang dapat mendukung stabilitas dan kekuatan nilai rupiah secara keseluruhan.

Menjaga kestabilan rupiah memang bukan hal mudah, tapi dimulai dari kesadaran kita bersama. Yuk, mulai terapkan kebiasaan kecil seperti belanja produk lokal dan investasi di dalam negeri untuk bantu ekonomi tetap kuat!

Sumber: sikapiuangmu.ojk.go.id – ww.cnnindonesia.com

Penulis : Nindya Apsari

Tinggalkan Balasan